
Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengingatkan adanya potensi kebijakan moneter yang ketat di dalam negeri, seiring dengan potensi terus meningkatnya harga minyak global akibat tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.
“Sejauh ini yang menurut saya bisa mempengaruhi sektor keuangan adalah dari jalur moneter. Dampaknya terhadap kebijakan moneter global kalau sudah harga minyak meningkat pasti akan ikut memicu inflasi global,” ujar Faisal saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Kamis.
Faisal menjelaskan, kenaikan harga minyak global akan memicu kenaikan inflasi berbagai negara di tingkat global.
Kenaikan inflasi di tingkat global itu, lanjutnya, akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga acuan oleh bank sentral di berbagai negara, termasuk oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
“Kenaikan tingkat suku bunga di AS, bisa jadi membuat Bank Indonesia (BI) kalaupun tidak menaikkan tingkat suku bunga, paling tidak dia menahan untuk tidak menurunkan lagi,” ujar Faisal.
Dengan kenaikan atau tidak turunnya suku bunga acuan BI, Ia mengatakan bisa menyebabkan penyaluran kredit oleh bank-bank komersial di Tanah Air ke sektor riil semakin terhambat dan tertahan.
Seiring dengan itu, lanjutnya, akan mendorong penurunan penyaluran kredit serta penurunan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan- perbankan dalam negeri.
“Sekarang kan (pertumbuhan kredit) sudah single digit, bahkan single digitnya sudah 8 persenan. Nah, bisa lebih turun lagi dan otomatis ini akan berdampak ke sektor riil, ke pertumbuhan ekonomi,” ujar Faisal.
Pada perdagangan Kamis (19/06) pukul 19.15 WIB, harga minyak dunia Brent Oil tercatat berada di level 77,60 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah Crude Oil WTI berada di level 74,36 dolar AS per barel.
Sementara itu, saat ini tingkat suku bunga acuan The Fed tercatat di level 4,25-4,50 persen, sedangkan suku bunga acuan BI tercatat di level 5,50 persen.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Leave a Reply