
Kami menjadi salah satu perusahaan yang tetap survive dan tumbuh pada tahun yang penuh tantangan tersebut
Denpasar (ANTARA) – BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mencatat pertumbuhan aset di atas Rp30 triliun dalam tiga tahun secara berkelanjutan sejak 2022-2024 setelah perekonomian tanah air sempat terdampak pandemi COVID-19.
“Kami menjadi salah satu perusahaan yang tetap survive dan tumbuh pada tahun yang penuh tantangan tersebut,” kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Sabtu.
Saat masa pemulihan dari pandemi COVID-19 pada 2022, aset bank BUMD itu tembus Rp31,9 triliun atau tumbuh 11,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan pada 2023, aset bank pelat merah milik pemerintah daerah di Bali itu kembali mencatat peningkatan aset menjadi Rp34,31 triliun.
Pendapatan laba 2023 terus tumbuh positif dengan laba bersih sebesar Rp738 miliar atau tumbuh 22,32 persen dibandingkan 2022.
Sementara itu, total aset pada 2024 tercatat tumbuh 11,66 persen mencapai Rp38,31 triliun.
Kinerja itu ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga mencapai Rp32,17 triliun dan kucuran kredit naik 7,94 persen atau mencapai Rp22,83 triliun yang didominasi kredit UMKM mencapai 51,20 persen dari total keseluruhan kredit atau mencapai Rp11,68 triliun.
Sedangkan laba mencapai Rp878,47 miliar sepanjang 2024 atau tumbuh 19 persen secara tahunan dibandingkan pada 2023 sebesar Rp738,23 miliar.
Perolehan itu salah satunya ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 5,78 persen dari Rp2,24 triliun menjadi Rp2,37 triliun.
Kemudian pendapatan berbasis komisi (fee-based income) tercatat sebesar Rp129,43 miliar atau naik 13,94 persen dari Rp113,6 miliar dan pendapatan lainnya juga tumbuh 36,48 persen menjadi Rp96,53 miliar.
Atas kinerja itu, BPD Bali meraih penghargaan Bisnis Indonesia Awards 2025 untuk kategori bank dengan aset di atas Rp30 triliun yang dinilai mampu bertahan di tengah ketidakpastian global dan kondisi perekonomian nasional menantang.
Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi B Sukamdani menjelaskan ajang itu diberikan kepada emiten yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan non emiten yang berkinerja baik.
Metodologi penilaian menggunakan pendekatan komprehensif yang menggabungkan analisis kinerja finansial, tata kelola perusahaan, inovasi dan kontribusi terhadap ekonomi berkelanjutan.
Adapun dewan juri ajang itu yakni Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan 2017-2022 Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan 2014-2019 Mardiasmo, Menteri Komunikasi dan Informatika 2014-2019 Rudiantara, Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan/KSSK Periode 2008-2009 Raden Pardede dan Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Leave a Reply