Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menilai paket kebijakan stimulus ekonomi yang digulirkan Pemerintah untuk periode Juni-Juli 2025 sebagai langkah mitigasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan global yang meningkat.

Sebab menurutnya, memasuki triwulan II 2025, tekanan eksternal mulai menekan komponen pertumbuhan domestik. Indeks manufaktur global (PMI) mencatat pelemahan ke zona kontraksi, harga komoditas cenderung melemah, serta konflik geopolitik antara Iran dan Israel yang didukung AS sempat mendorong harga minyak melonjak 8 persen sebelum akhirnya mereda.

“Ini situasi global yang tidak makin membaik. IMF (Dana Moneter Internasional) dan Bank Dunia semua merevisi pertumbuhan tahun 2025 ini ke bawah,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan dikutip di Jakarta, Jumat.

Lembaga multilateral seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2025 cenderung stagnan, dengan volume perdagangan dan investasi global mendekati nol atau bahkan negatif.

Di dalam negeri, sejumlah indikator mulai menunjukkan tekanan lanjutan. Aktivitas manufaktur nasional masuk zona kontraksi, penjualan semen yang sempat naik di April kini melemah pada Mei, begitu pula penjualan mobil yang turun signifikan.

“Ini menggambarkan bahwa sekarang mulai masuk dampak global itu terhadap pertumbuhan komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Meskipun demikian, Sri Mulyani menyatakan bahwa secara keseluruhan, ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan. Inflasi inti terjaga di level 1,9 persen, ekspor tetap relatif stabil, dan neraca perdagangan mencatatkan surplus pada Mei 2025.

Namun untuk menjaga agar tekanan global tidak menurunkan laju pertumbuhan nasional secara drastis, pemerintah menggelontorkan paket stimulus ekonomi kedua di triwulan II-2025.

Untuk itu, Pemerintah meluncurkan paket stimulus ekonomi kedua di triwulan II-2025. Menkeu mengatakan, paket stimulus ini ditujukan untuk beberapa aktivitas yang diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.