
Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan mesin fiskal dan swasta, apabila ingin tumbuh sesuai target pemerintahan Prabowo-Gibran sebesar 8 persen year on year (yoy).
Menurutnya, salah satu ajaran Begawan Ekonomi Sumitro Djojohadikusumo yang penting diterapkan adalah menjaga kemerataan, yaitu mendorong peran swasta dalam berbagai kegiatan ekonomi sembari menjalankan intervensi pemerintah dengan meluncurkan program pro rakyat.
“Kalau itu dijalankan, harusnya sih (ekonomi) tumbuh 7 persen (yoy) nggak susah-susah amat,” ujar Purbaya dalam acara bertajuk “Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia” di Jakarta, Selasa.
Melalui mesin fiskal dan swasta yang berjalan beriringan seirama, menurut Purbaya, akan menghasilkan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik, serta pemerataan.
“Pemerataan menunjukkan stabilitas sosial, politik, dan keseimbangan pembangunan antara mesin fiskal dan mesin swasta,” kata Purbaya.
Ia menekankan bahwa ajaran Sumitronomics sangat relevan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkesinambungan.
Adapun, salah satu unsur penting dari pendekatan tersebut adalah program yang menyasar langsung masyarakat.
“Ini dapat meningkatkan kepercayaan. Artinya, menciptakan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik,” ujar Purbaya.
Purbaya melanjutkan, dalam dua dekade terakhir Indonesia sebenarnya telah mengembangkan pembangunan dengan pendekatan kebijakan yang tidak jauh berbeda dari Sumitronomics, meskipun mesin pertumbuhannya masih belum merata.
Pada kuartal I-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,87 persen secara tahunan/ year on year (yoy).
Sebelumnya, pada kuartal I-2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia menembus 5,11 persen (yoy), sementara realisasi pertumbuhan ekonomi selama 2024 sebesar 5,03 persen (yoy).
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Leave a Reply