jenis dan kedalaman afiliasi perlu dicermati sebelum memutuskan, jangan terlalu loose (longgar) juga jangan terlalu kaku

Jakarta (ANTARA) – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) perlu mencermati kedalaman afiliasi perusahaan yang akan diajak kerja sama.

Menurut Wijayanto, Danantara Indonesia perlu segera menyusun Investment Policy and Strategy (IPS) sehingga dalam mengambil keputusan menjalin kerja sama terdapat guidance (panduan) yang telah ditetapkan.

“Saya memandang jenis dan kedalaman afiliasi perlu dicermati sebelum memutuskan, jangan terlalu loose (longgar) juga jangan terlalu kaku,” ujar Wijayanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Di sisi lain, Ia mengatakan Danantara Indonesia perlu terbuka menjalin kerja sama dengan siapapun, asalkan memberikan manfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang.

Terkait wacana kerja sama dengan perusahaan investasi global yaitu BlackRock, menurut dia, terdapat manfaat finansial dan strategis yang bisa diambil dalam kerja sama itu.

“Bagus- bagus saja, Temasek dan Sovereign Wealth Fund (SWF) lain juga banyak yang berinvestasi dan berkolaborasi dengan Blackrock. Ada manfaat finansial dan strategis yang bisa diambil,” ujar Wijayanto.

Dengan berinvestasi dengan BlackRock, menurut dia, Danantara Indonesia bisa chip in dalam investasi mereka, meminjam jaringan mereka, serta bisa mengajak mereka berinvestasi di Indonesia.

“Akses mereka yang sangat ekstensive di berbagai pengambil kebijakan di berbagai negara, juga merupakan hal yang menguntungkan,” ujar Wijayanto.

Sebelumnya, CEO Danantara Rosan Roeslani telah bertemu dengan para Senior Managing Director BlackRock yaitu Adebayo Ogunlesi, Rajeev Rao, dan Charles Hatami pada Selasa (13/05) di New York, AS.

Rosan menyampaikan Danantara Indonesia dan BlackRock menjajaki kemitraan strategis untuk mendorong investasi berkelanjutan, sebagaimana dikutip dari postingan Instagram @rosanroeslani.

Kemitraan itu mencerminkan sinergi antara prioritas pembangunan Indonesia dan kekuatan global BlackRock dalam pengelolaan aset, pembiayaan transisi energi, serta infrastruktur digital.

Di sisi lain, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menyoroti langkah Danantara Indonesia yang menjajaki investasi dengan BlackRock yang dinilainya memiliki afiliasi dengan Israel.

Pihaknya mendukung upaya Danantara Indonesia dalam menjalin kerja sama strategis, termasuk dengan investor asing, namun, setiap langkah investasi harus berpijak pada nilai-nilai Pancasila, konstitusi dan komitmen terhadap kemanusiaan.

Terkait rencana kerja sama dengan BlackRock, Ia meminta Danantara Indonesia melakukan evaluasi menyeluruh atas latar belakang dan portofolio investasinya, khususnya terkait keterlibatan dalam pendanaan perusahaan yang berafiliasi dengan industri militer Israel yang terlibat dalam agresi militer di Gaza.

"Bila terbukti ada keterkaitan, maka rencana kerja sama tersebut harus dibatalkan,” ujar Kholid.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025