Kegiatan ini agar santri untuk belajar literasi keuangan sehingga bisa mencapai financial security dan financial freedom

Medan (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut dan pemangku kebijakan terkait lainnya meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda terkhusus santri pesantren Musthafawiyah Purba Baru.

“Kegiatan ini agar santri untuk belajar literasi keuangan sehingga bisa mencapai financial security dan financial freedom,” ujar Wakil Bupati Madina, Atika Azmi Utammi Nasution saat membuka seminar Edukasi Keuangan kepada Santri Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, di Madina, Jumat.

Atika Azmi mengatakan bahwa santri yang merupakan golongan pelajar ini harus memahami financial security sejak dini sehingga tidak menyesal di kemudian hari.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan financial security merupakan keadaan stabilitas keuangan seseorang ada pada tahap aman dan memungkinkan memenuhi kebutuhan hidup secara nyaman.

“Saat kita keluar dari sebuah pekerjaan, masih ada aset atau uang yang bisa mencukupi kebutuhan untuk beberapa waktu ke depan. Tidak langsung kolaps ketika kehilangan pekerjaan,” kata dia.

Selain itu, kata dia, tahapan keuangan berikutnya yang harus dicapai adalah financial freedom.

Dalam kondisi ini, lanjut dia, seseorang memiliki kendali penuh terhadap keuangan-nya dan tidak bergantung pada pendapatan aktif.

Biasanya, financial freedom ditargetkan untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman pada usia pensiun. Untuk mencapai itu harus dimulai mengelola keuangan dengan baik sejak usia muda.

“Bahkan tidak kerja pun di masa tua sudah ada pemasukan yang lebih dari cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” sebut dia.

Oleh karena itu, dia mengajak generasi muda khususnya santri untuk meningkatkan pengetahuan tentang keuangan sehingga dapat mengelola dengan baik.

“Jangan sampai pengalaman hidup yang mendorong untuk belajar mengelola uang dengan baik. Saat itu terjadi, uang-nya sudah tidak ada baru ada keinginan belajar,” ujarnya.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Utara Khoirul Muttaqien mengatakan kegiatan ini bertujuan membangun kesadaran santri dalam penguatan pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan jasa keuangan.

“Bahaya terbesar saat ini adalah judi online, ada lebih dari 10.000 anak usia SMP ke bawah yang terpapar, kami mengajak para santri untuk memahami keadaan ini,” ujar Muttaqien

Dia juga berharap kegiatan ini para santri dapat terlibat dalam pengembangan ekonomi syariah di Sumatera Utara.

“Keterlibatan masyarakat dalam membangun ekonomi syariah masih kecil dengan persentase sekitar 13 persen. Kami berharap, para santri terlibat dalam penguatan sektor ini,” kata dia.

Kepala Kantor Perwakilan LPS I Muhammad Yusron menegaskan bahwa pihaknya akan menjamin aset tabungan nasabah.

“Para santri tidak perlu takut menggunakan jasa keuangan karena ada LPS ada untuk menjamin,” ujar Yusron.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025