
Jakarta (ANTARA) – Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, menyatakan bahwa inisiatif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) untuk mengonsolidasikan bisnis BUMN asuransi merupakan upaya untuk mewujudkan industri asuransi yang berkelanjutan.
Kini, IFG beserta anak usahanya dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia melalui Danantara.
“Kami percaya bahwa langkah ini sejalan dengan upaya mewujudkan industri (asuransi) yang lebih efisien, sehat, dan berkelanjutan,” ucap Sekretaris Perusahaan IFG Denny S Adji saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia menuturkan upaya tersebut juga dapat membantu mengembangkan industri asuransi nasional yang berbasis pada prinsip tata kelola yang baik (good governance) dan praktik terbaik internasional (international best practice).
Pihaknya berharap inisiatif tersebut dapat memperkuat ekosistem asuransi nasional agar mampu memberikan nilai tambah bagi seluruh pihak.
"Transformasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis yang lebih kompetitif, inklusif, dan mampu memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Denny.
Ia pun menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung inisiatif badan pengelola investasi tersebut.
"IFG mendukung penuh keputusan dan inisiatif strategis Danantara Indonesia sebagai pemegang saham (perseroan) dalam mendorong transformasi industri asuransi nasional," kata Denny.
Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menyampaikan Danantara Indonesia akan melakukan konsolidasi bisnis terhadap perusahaan-perusahaan BUMN di sektor logistik dan asuransi.
Ia mengatakan lini usaha asuransi yang dijalankan oleh beberapa BUMN memiliki kapasitas bisnis yang kecil dan tidak kompetitif.
“Jasa Raharja (yang juga merupakan bagian dari holding IFG) punya insurance (asuransi) juga, kemudian Pertamina punya Tugu Insurance, BRI punya insurance, BNI punya insurance. Tapi tidak cukup size (cakupannya)-nya, tidak kompetitif,” ujarnya.
Dony menyatakan sebagai tahap awal, Danantara Indonesia telah melakukan evaluasi fundamental bisnis (fundamental business review) terhadap perusahaan-perusahaan BUMN terkait.
Sementara, pada tahap kedua, pihaknya akan melakukan konsolidasi bisnis (business consolidation) dengan merampingkan atau melakukan merger terhadap perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.
"Sehingga, akan terjadi konsolidasi bisnis dari tadinya 888 perusahaan BUMN, kami harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh dan kuat," ujar Dony.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Leave a Reply